Kenangan D. = Part yang akan terus berlanjut hingga waktu yang belum ditentukan batasnya

      Sedari awal aku tidak mengerti, apa maksudmu, apa yang sebenarnya ingin dirimu beritahukan padaku. Sejak hari dimana setahun tujuh bulan dan lima hari itu. Aku tidak bisa mengatakan enam hari. Karena memang kau memintaku di hari yang kelima itu.
    Hari itu (17 April 2013), kau juga masih mengabulkan keinginanku bertemu dan berbicara lagi denganmu. Terima kasih. Dirimu tidak berubah sedikitpun. Meski awalnya aku masih tak bisa menahan air mata yang masih ingin terus bergulir. Dirimu masih bersabar menghadapiku. Bersabar dan menenangkanku. Penjelasanmu yang singkat, candaanmu dan obrolan kita yang panjang tak tentu arah itu pun mampu membuatku tersenyum kembali. Aku tahu dirimu tidak bisa menjelaskan panjang lebar hingga membuatku mengerti. Karena kau tahu bagaimana susahnya aku mencerna hal seperti ini.
    Sikapmu yang tidak berubah, yang mengalir bersama dengan obrolan kita lah yang menyadarkanku. Mungkin kemarin aku mengatakan bahwa aku menghargai keputusanmu, tapi mungkin baru sekarang aku dapat menghargainya dengan ikhlas. Karena baru sekarang aku dapat mengerti kenapa dirimu melakukannya. Memutuskan hal ini, dan berusaha membuatku mengerti.
    Ya, aku baru mengerti. Kali ini baru aku bisa merasakan tak ada lagi desakan air mata yang ingin keluar dan menumpahkan derai yang sulit kuhentikan. Hal yang aku rasakan saat ini adalah semangat baru untuk berubah,. Berubah menjadi lebih baik lagi, merubah sifat-sifat jelekku. Meskipun ada beberapa hal yang tidak mungkin bisa kurubah, aku akan berusaha menguranginya.
    Mungkin kata terima kasih tidak akan mampu mengungkapkan rasa ini padamu. Meskipun rasa ini tidak melebihi ibu, ayah dan keluargaku, aku tahu berapa kali pun aku mengucapkannya tidak akan dapat mewakili rasa terima kasih ku padamu yang telah membuka mataku. Membuka mataku akan kelebihan yang ada di dunia ini. Bahwa dunia ini tidak hanya terdiri dari satu rasa, tapi bermacam-macam.
    Terimakasih untuk semangat baru yang kau berikan. Hingga akhir pun dirimu tetap obat terampuh untuk mengobati kesedihanku. Meskipun kini kita tidak lagi bersama, aku yakin bila memang kita berjodoh aku akan tetap menyimpan segala tentangmu dihatiku, dan kau akan melakukan hal yang sama. Sekali lagi terima kasih kuucapkan padamu.
   
    Tertanda,
   
    ... Orang yang masih menyayangimu

N.b. :), sekarang aku udah bisa senyum loh.. Maaf ya butuh waktu lama.
N.b. 2. Sebenarnya ini terapi menulis, seperti yang dilakuan Pak Habibi, demi mengobati rasa rindu pada orang yang disayang. Ternyata lumayan ampuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Bangka vs Orang Kota

Laporan Praktikum Fisika

Pengawetan Bahan Pangan Melalui Alternatif Nuklir