Pengawetan Bahan Pangan Melalui Alternatif Nuklir


            Reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Nuklir memang memiliki banyak definisi. Pro dan kontra mungkin sering kita jumpai jika berhubungan dengan nuklir. Beberapa mendukung munculnya nuklir dan sebagian melarang munculnya nuklir. Nuklir tidak selalu dikaitkan dengan senjata nuklir bahkan nuklir bisa dikembangkan menjadi suatu mekanisme dalam berbagai bidang.
Nuklir adalah salah satu alternatif oleh pemerintah sebagai sebuah tenaga baru yang dibutuhkan guna meningkatkan kadar mutu untuk mensejahterakan masyarakat. Sebenarnya tidak hanya nuklir, material lain yang tersedia pun bisa dijadikan alternatif lain. Namun, nuklir telah berhasil menjawab krisis di Indonesia dalam kebutuhan pangan terutama dalam masalah pengawetan dari bahan pangan itu sendiri.
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu yang memadai, dan harga terjangkau untuk dapat menjamin kelangsungan hidup. Bahan pangan umumnya mudah rusak baik disebabkan oleh pengaruh cuaca, serangan serangga maupun mikroba terutama yang dapat memproduksi toksin mematikan.

            Teknologi konvensional dengan cara pengeringan, pemanasan, dan pembekuan masih sering digunakan guna memmpertahankan mutu dari bahan pangan tersebut. Penambahan bahan pengawet juga masih sering digunakan dan berakibat negatif seperti menurunnya kadar mutu dari bahan pangan yang diawetkan.
Hal itu sungguh meresahkan diakibatkan bahan pangan menjadi tidak tahan lama. Namun, beberapa tahun belakangan ini alternatif nuklir yang meningkatkan kadar pangan di berbagai pelosok indonesia telah mengalami kemajuan . Telah terbukti bahwa beberapa krisis pangan yang marak terjadi di Indonesia telah mengalami penurunan berkat penemuan mekanisme pengawetan bahan pangan melalui mekanisme nuklir ini. Terobosan dalam bidang ilmu pangan ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam terapinya yaitu menciptakan peningkatan daya awet, sterilisasi bahan pangan, serta meningkatnya kualitas bahan pangan.
Nuklir memang identik dan tidak bisa dipisahkan dengan kata radiasi. Teknologi radiasi inilah yang diterapkan melalui mekanisme-mekanisme yang telah diuji kesuksesannya terhadap beberapa contoh bahan pangan. Hasilnya Bahan pangan bisa menjadi tahan lama, hemat energi, bahannya menjadi lebih terjamin, mudah di kontrol, bisa dimasukkan ke wadah tahan panas, serta yang paling bagus bisa menjadi ramah lingkungan.
Kata radiasi memang menjadi pedang bermata dua di beberapa kalangan masyarakat yang belum benar-benar tahu akan kemajuan di bidang pangan ini. Sisi negatif seringkali menjadi anggapan para masyarakat terhadap radiasi. Kurangnya edukasi dan sosialisasi mungkin perlu ditingkatkan guna menambah wawasan masyarakat sehingga mulai menyebrangi ke sisi positifnya radiasi.
 Radiasi yang di ketahui dapat digunakan adalah radiasi yang berenergi tinggi yang biasa disebut dengan radiasi pengion. Radiasi ini mengeluarkan energi yang tinggi dengan radiosotop menengah keatas menimbulkan ionisasi dengan bahan pangan. Energi yang dihasilkan membentuk proses kimia maupun fisika sehingga menyebabkan bahan pangan menjadi tahan lama serta membunuh mikroba atau bakteri yang bisa menimbulkan bahan pangan tidak awet.
Bahan pangan yang akan dijadikan tahan lama setelah di radiasi tidak akan menjadi bahan radioaktif. Alasannya adalah radiasi yang berenergi tinggi yang telah diberikan ke bahan pangan telah diatur dosisnya sehingga menyeimbangkan antara radiasi yang diberikan dengan bahan pangan. Inilah salah satu alasan kenapa radiasi aman untuk bahan pangan yang akan di konsumsi nantinya.
Pengawetan bahan pangan menggunakan alternatif radiasi ini tidak mengalami kenaikan suhu yang signifikan juga. Perubahan senyawa kimia yang terjadi di dalam bahan pangan tergantung dengan dosis radiasi. Sehingga gizi yang terkandung di dalamnya tidak akan berkurang, melainkan bertambah.
Beberapa info tentang radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel hidup termasuk sel mikroba. Hal ini juga menjadi kekurangan dari radiasi ini. Namun, hal ini tidak menyebabkan terjadinya mutasi pada sel, kecuali diberikan dosis yang sangat tinggi.
Radiasi yang ditetapkan dosisnya tidak bisa diubah ataupun ditambah. Batasan ini dibuat untuk tetap menjaga kadar kualitas bahan pangan dan tidak merusaknya. Sumber radiasi untuk pengawetan bahan pangan telah ditetapkan batasan maksimalnya masing-masing sebesar 5 MeV dan 10 MeV untuk mesin berkas elektron.
Radiasi bisa digambarkan sebagai seberkas sinar yang menembus dengan kekuatan yang berbeda serta berbanding terbalik dengan frekuensi. Oleh karena itu, proses radiasi tidak meninggalkan residu apapun, baik pada bahan yang disinari, maupun berada di sekitarnya, sehingga proses tersebut benar-benar aman, bersih dan ramah lingkungan.
            Hasil pengujian dari alternatif radiasi ini sudah tidak bisa diragukan lagi. Dilihat dari segi kesehatan, cara ini lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional yang masih bisa dikatakan tidak memberikan pengaruh yang lebih terhadap bahan pangan. Radiasi menggunakan prosedur yang jauh lebih teliti dan lengkap sehingga hasil yang diciptakan pun bisa dimaksimalkan.
            Hal inilah yang menjadikan Nuklir adalah alternatif terbaik yang bisa digunakan guna meningkatkan kadar mutu bahan pangan. Mekanisme yang ramah lingkungan serta menghasilkan bahan pangan yang berkualitas tinggi dan tahan lama. Nuklir tidaklah selalu bernilai negatif, bahkan banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika kita bisa memanfaatkannya secara maksimal. Dibutuhkan pengetahuan yang lebih dan cara pandang yang berbeda untuk bisa menemukan mekanisme-mekanisme nuklir lain untuk digunakan di bidang lainnya.

@Bubuh_L
@NYS_2013
@dimzlolo
#kosanpakgino

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Bangka vs Orang Kota

Laporan Praktikum Fisika