Orang Bangka vs Orang Kota

Mungkin tulisan ini salah satu bentuk rasis, tapi niat saya baik sebenarnya, saya ingin mengoreksikan jika ada yang salah dari sifat-sifat kalian orang Bangka yang merupakan orang-orang yang ada di sekitar saya selama kurang lebih 10 tahun. Selama 10 tahun ini saya tinggal di Bangka dan menjadi salah satu bagian darinya yang takkan terlupakan. Beberapa kali nama saya muncul dalam surat kabar, baik itu karena prestasi maupun karena keorganisasian saya, itu membuktikan bahwa saya salah satu orang yang berpengaruh disana. 10 tahun ini saya yang aslinya orang Jakarta, menjelma menjadi manusia baru dengan watak mirip dengan orang yang asli Bangka, bukan hanya itu, KTP dan SIM saya keluaran sana. Jadi saya mengetahui dengan baik (insyallah) watak dan karakteristik asli orang Bangka, yang patut dicontoh maupun yang harus dihindari. Saya disini hanya membandingkan antara orang Bangka dengan orang-orang kebanyakan jaman sekarang yang tinggal di kota-kota besar.


Hal yang paling membedakan antara orang Bangka dengan orang kota adalah gengsi, GENGSI. Orang Bangka itu menjunjung tinggi yang namanya gengsi. Contoh sederhana, dan itu saya sendiri, saya tidak bisa mengendarai motor, dan saya tidak mau di bonceng perempuan, di luar Bangka, apalagi di kota, dan di Jogja tempat saya sekarang, sering sekali saya lihat perempuan yang membonceng cowo. Contoh lain, seperti yang sudah saya post sebelumnya di Facebook, laki-laki Bangka itu kalau berenang selalu menggunakan atasan, minimal singlet. Dari mulai yang ganteng, jelek, putih, coklat, tua, muda, kurus, gemuk, hampir semuanya kalau berenang itu menggunakan atasan. Jangankan di kota, di kampung-kampung aja, orang berenang itu atasannya selalu di buka, mereka telanjang dada. Bangka dan Belitung beda, saya sering ke Belitung dan saya tidak melihat ada gengsi di mereka, banyak perempuan yang membonceng laki-laki, banyak yang pacarannya jalan kaki, banyak hal yang dapat dilihat disana yang membuat mereka lebih terlihat baik daripada orang Bangka sendiri. Timbul pertanyaan, orang Bangka itu sebenarnya orang kota atau orang kampung? Orang pulau? Itu bukan jawaban.

Membicarakan mengenai apakah Bangka itu penduduknya kota atau kampung, jawabannya masih tanda tanya besar. Banyak orang Bangka yang sombong dan sok orang kota disana, tetapi jadi KAMPUNGAN di kota-kota besar, jadi udik sendiri. Dalam segi makanan, makanan Bangka itu enak-enak. Luar biasa enak. Semua jenis makanan ada, dari mulai yang pedas, asin, manis, pahit, semuanya ada. Bangka salah satu penghasil madu terbaik se Indonesia, madu pahit dan madu manis. Bangka punya makanan fermentasi sendiri dari ikan ataupun ebi. Nah, banyak orang Bangka yang tidak suka itu, mereka tidak suka makan Rusip, makanan fermentasi dari ikan teri, ataupun Calo, makanan fermentasi dari ebi. Ada juga yang tidak suka makan ikan padahal Bangka adalah sebuah pulau, yang banyak penduduknya adalah nelayan. Saya pecinta makanan tradisional, dan saya suka Rusip. Wajar. Saya juga tidak menolak untuk makan makanan modern. Tapi mereka, makanan kampung mereka gak suka, tapi mereka mual kalau dikasih makanan kota macam Pizza ataupun Burger, atau yang sejenisnya. Untuk pola pikir, entah apa yang dipikirkan orang Bangka, PLTN itu baik, sangat baik, tetapi mereka menolaknya, padahal hampir setiap hari listrik rumah padam, bahkan ada yang belum terpasok listrik sama sekali, Bangka dan Belitung beda, oke. Bahkan salah seorang Bupati di Bangka pernah bilang "kalau tidak mau ada PLTN, keluar saja dari tempat saya". Memang perkataan ini bisa dibilang kasar, tapi benar apa yang beliau sampaikan, Indonesia butuh PLTN untuk memasok listrik ke pedalaman, dan Bangka adalah lokasi yang strategis, tidak jauh dari Sumatera, Kalimantan, ataupun Jawa, dan relatif aman dari bencana. Tapi kenapa?

Orang Bangka itu memiliki semboyan DAK KAWA NYUSAH, ato disingkat DKN. Arti dalam bahasa Indonesianya gamau susah. Kalau mereka diberi perintah, mereka akan melakukannya, masalah itu baik atau tidak mereka tidak peduli yang penting mereka sudah mengerjakannya. Ambil contoh, ini saya sendiri juga, dulu, saya kalau disuruh apa-apa yang menurut saya bakal ada yang mengerjakannya, saya akan mengerjakannya dengan setengah hati, seperti menyiram tanaman, yang penting basah. Itu dulu, tapi kurang lebih orang Bangka itu seperti itu, jika mengerjakan sesuatu, dan mereka merasa ada sedikit yang ganjil, mereka akan membiarkannya begitu saja soalnya itu bukan bagian dari perintah yang diberikan. Contoh sederhana lain, kuli bangunan disana, 95% adalah orang Jawa, sisanya keturunan Jawa, orang Palembang, dan penduduk asli. Pedagang disana, 50% adalah orang Jawa, sisanya orang keturunan Cina yang mendominasi. Saya pernah diberi motovasi oleh seorang ustadz, waktu itu dia membawa anak didiknya dan anak didiknya pernah berkata, dia lulusan SMEA, "saya dulu mendapat tugas dari guru untuk berjualan, dan hanya saya yang berjualan menggunakan grobak, MUNGKIN SAYA ORANG BANGKA PERTAMA YANG BERJUALAN DENGAN GROBAK". Selain karena GENGSI, orang Bangka enggan melakukan hal itu karena DAK KAWA NYUSAH tadi, selama mereka mampu membayar orang, mampu membeli sesuatu, mereka tidak akan cape-cape untuk melakukannya sendiri. Sebagian besar daerah di Jawa memang kampung, tapi saya yakin mereka tidak KAMPUNGAN.


Cinta bahasa daerah memang sangat harus, tapi apa jadinya jika kita menggunakan bahasa Indonesia kita malah diejek? Entah ini bisa dikatakan masuk dalam kategori KAMPUNGAN atau tidak, yang jelas, orang Bangka itu CINTA DAERAH. Ya, ini adalah 1 hal baik yang dimiliki orang Bangka. Mereka sungguh cinta pada daerahnya sendiri, saking cintanya, mereka enggan untuk pergi dari Pulau Bangka, untuk menuntut ilmu maupun pencari penghidupan yang layak. Ayah saya seorang dosen di sebuah Politeknik yang menurut pengakuannya levelnya itu setara dengan Politeknik yang ada di Bandung. Beliau memiliki mahasiswa yang pintar-pintar. Banyak mahasiswanya yang lulus langsung bekerja di perusahaan-perusahaan multi nasional. Beliau pernah berkata, "hanya yang tidak mau uang saja yang tidak mau keluar". Tapi sayang, banyak dari mereka yang mau keluar tapi tidak betah berada diluar. Alasannya karena kangen orang tua, kangen ikan, dan lain sebagainya. Padahal, rata-rata dari mereka mendapat gaji pertama lebih dari gaji PNS di Pemda setempat. Bekerja memang harus sesuai minat dan bakat, OK, saya setuju dengan itu, tapi mereka kuliah di Politeknik, bidang mereka adalah Teknik Terapan, dan bidang kerja mereka juga disitu, gaji yang diberikan juga tinggi, sebenarnya tidak ada alasan untuk mereka pulang. Ada 1 mahasiswa beliau yang sudah punya tiket tapi dibatalkan begitu saja setelah sampai bandara pada hari pemberangkatannya, sunggu ironis. Kembali ke masalah bahasa, sejak tinggal di Pangkalpinang, saya hampir tidak pernah menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi, karena pada dasarnya bahasa sehari-hari saya di rumah adalah bahasa Indonesia, terlebih saya memang cinta Indonesia sampai-sampai tidak bisa bahasa Inggris dan bahasa Jawa, saya juga hampir lupa penggunaan bahasa Bangka, ironis sekali. Suatu ketika, saya berkunjung ke mantan sekolah saya di Sungailiat, ibukota Kabupaten Bangka, dan saya merasa risih berbicara dengan teman-teman saya dulu, mereka tidak fasih berbahasa Indonesia sehingga logat yang diucapkan sangat aneh terdengar, saya mencoba menggunakan bahasa Bangka tetapi yang ada sesekali keceplosan bahasa Indonesia. Hingga suatu hari, saya masuk dalam komunitas aneh yang isinya adalah teman-teman saya di sekolah lama, saya menggunakan bahasa Indonesia dalam penulisan beberapa postingan, dan saya langsung di-skak "acak pake bahasa Bangka dak?", sungguh ironis.

Dalam beberapa hal, saya merasa risih dengan watak mereka yang seperti itu, tetapi, lingkungan seperti itulah yang membesarkanku dan membawaku sekarang kesini. Saya memang asli Jakarta, semua keluargaku di Jakarta, hanya keluarga inti yang ada di Bangka, tapi saya tumbuh kembang di Bangka. Dari yang tidak tahu apa-apa, sekarang saya tahu banyak hal, dan itu saya dapat selama ada di Bangka. Sifat asli daerah memang tidak bisa diubah karena itu akan menghilangkan budaya Bangka itu sendiri. Tulisan ini hanya sudut pandang saya saja, tidak ada maksud menyunggung karena memang itulah adanya. Banyak hal yang baik yang ada di Bangka, tapi saya hanya membahas ini saja dalam tulisan kali ini.

@dimzlolo
#perpusteknik

Komentar

  1. Sulit bergaul dengan orang bangka mereka cenderung bergaul sesama mereka... itu sebabnya pariwisata mereka tidak semaju belitung

    BalasHapus
  2. saya kurang setuju dgn tulisan anda,,, ,, harus lbh banyak lagi bergaul dgn org asli bangka,, baru wawasan kita terbuka lebih luas......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa yg saya tulis adalah pengalaman pribadi saya selama 10tahun tinggal di bangka. Di sungailiat dan pangkalpinang khususnya. Apa yg saya tulis mungkin bisa anda buktikan sendiri.

      Hapus
    2. Apa yang anda tulis gak 100% benar,paling 70%

      Hapus

  3. Inilah Watak Asli Orang Babel Menurut Kapolres Pangkalpinang
    Selasa, 8 November 2011 18:34
    Laporan Wartawan Bangka Pos, Hendra

    BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Kapolres Pangkalpinang AKBP Rajendra Sumihar menilai watak asli masyarakat Bangka Belitung itu sebenarnya ramah dan baik. Salah satu keramahtamahan dan kebaikan masyarakat Bangka Belitung yang dirasakan Rajendra ketika ia baru bertugas di Pulau Bangka beberapa waktu lalu.

    Rajendra mengisahkan, ketika itu dia dan istrinya jalan-jalan mengendarai mobil. Namun tiba-tiba ban mobilnya bocor di daerah Kace Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka. Waktu itu sudah cukup larut malam. Rajendra pun sempat kebingungan mencari pengganti ban mobilnya.

    "Di daerah Kace saat itu bocor ban mobil. Sudah malam waktu itu. Beberapa warga keluar rumah. Saya kira mau apa. Rupanya mereka membantu saya," ungkap Rajendra saat ditemui bangkapos.com di ruang kerjanya, Selasa (8/11/2011).

    Rajendra melanjutkan, ban serep mobilnya saat itu tidak ada. Beberapa warga Desa Kace yang menolongnya kemudian mengetuk pintu rumah warga setempat lainnya untuk mencari ban mobil untuk dipasang di mobilnya. Setelah ban mobil itu ditemukan, sejumlah warga kemudian membantu memasang ban itu ke mobilnya dan mempersilakan Rajendra pulang.

    "Kata mereka silakan Pak. Nggak apa-apa pulang. Mereka berikan ban sama peleknya langsung. Bayangkan saja kalau tidak dibantu saat itu. Dari ujung kampung ke ujung kampung mereka cari ban pengganti untuk mobil saya. Sama pelek-peleknya lagi," kenang Rajendra seraya menambahkan seperti inilah keramahan masyarakat asli Bangka Belitung yang sebenarnya.

    Penulis: Hendra
    Editor: suhendri
    Sumber: bangkapos.com
    + Share
    JANGAN LEWATKAN

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kan pendapat beda beda. Saya juga tinggal di Bangka hampir 5 tahun. Dan emang nyata kok org Bangka itu seperti itu sih kebanyakan

      Hapus
  4. mgkn anda yg belum bs membaur d bangka....
    sy dari kecil tinggal djakarta pas masuk smp bru pindah ke bangka smpai sma,,
    awalnya sy kaget jg sm sifat orng bangka yg suka blak2an kalau ngomong,,tp stlh bbrapa bln sy sngt mncintai bangka...
    orng bangka sangat ramah n trbuka,,sypa blng pd ga suka mkn ikan,,dsna malah rata2 masyarakatnya makan ikan,,
    jd mgkn anda cm melihat dr sisi anda saja tdk secara garis besar...
    malah skrng sy tnggal d cirebon kaget bgt sm orng sini yg manis ddpn tp busuk dblakang,,klo ga suka mereka ga akan ngmong lngsng tp ngmongnya dblakang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tinggal di jogja sekarang, dan orang jawa emg kayak gitu. Itu yg jelek dari orang jawa.

      Tp untuk orang bangka, 10tahun bukan waktu yg sebentar untuk mempelajari watak mereka. Iya, orang bangka emang ramah dan terbuka, tp saya tidak membahas itu, saya membahas karakter negatifnya orang bangka.

      Hapus
    2. Gak semua yg ceplas ceplos itu baik, semua punya adabnya. Lebih parah ceplas ceplos dan tetep nusuk!. Masih mending yg kanis di depan, daripada ngeggas di depan dan tetap nusuk.


      Salam dari saya yang lahir di Bangka, tapi besar di Jawa. Daya rindu unggah ungguh, budaya dan lingkungan Jawa. Disisi lain saya senang di Bangka, krna diajarkan Allah untuk mengenal karater manusia dan supaya lebih belajar sabar serta menahan ego emosi.

      Hapus
  5. soal orng bangka yg ga suka pke bahasa indonesia sy pkir wjar ya soalnya nmanya jg daerah pzti ad bhsa daerahnya sndiri,,
    sy jg tnggal d cirebon awalnya pke bhsa indonesia klo bicara tp krna sy tnggal dt4 orng mw ga mw lh sy jg hrus mempelajari bhsa mereka,,ga mw dong qt tnggal lama dt4 orng tp ga mnghargai bahasanya....
    soalnya d daerah manapun klo qt tnggal lama ttp az msh bicara bhasa indonesia mgkn orng2 jg eneg dngernya....
    dmna bumi dpijak dsitu langit djunjung...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini bkn soal mempelajari mas, tapi prinsip untuk menerapkan . bagaimana saya yg mengalami nya. Org bangka sangat sulit untuk diajak berbicara ke bhs indonesia. Berbeda lg dgn wilayah yg lain . meskipun mereka punya jg bhs daerah. Tapi kadang kala mereka akan menggunakan bhs indonesia disaat mereka mau. Tapi tdk untuk org bangka. Bkn krna mereka tdk bisa bhs indonesia . melainkan karena kaku nya lida mereka dan lbh mencintai bhs melayu dri pd bhs indonesia. Kalau soal pergaulan. Saya setuju. Disini org bangka hanya bisa bergaul dgn kesesama mereka saja. Paling mentok sama org palembang. Itu pun krna mereka msh satu rumpun makanya keterima.

      Hapus
  6. Siapa bilang orang bangka dak kawa nyusah...orang bangka banyak yg jadi pedagang, petani lada, sawit, karet, sebagai nelayan dan juga pekerja tangguh di sektor pertambangan ..banyak yg sukses jadi teknokrat dan birokrat...juga politisi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Iya. Tapi "dak kawa nyusah" bukan berarti mereka menganggur. Itu udah saya kasih contoh. Mereka mengerjakan sesuatu, tp setengah hati. Sekenanya. Apa yg disuruh, itu yg dikerjain. Mau salah mau bener, dak tau kisah.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. tidak semua org bangka memiliki karakter "dak kawa nyusah".
      yang paling dominan adalah, kebanyakan org bangka emang ngmg selalu ceplas ceplos, makannya sering dianggap kasar. padahal lebih baik spt itu krn daripada ngmg dibelakang apalagi sampai nusuk dari belakang.. saya asli bangka, lahir dan besar di bangka. dan sekarang saya menetap di jakarta dan bekerja di jakarta sebagai dosen dan karyawan swasta. Alhamdulillah smua yg saya capai adalah usaha saya sendiri yg tidak setengah2. banyak kok anak rantau bangka yg sukses di daerah org. bahkan banyak anak2 dari daerah2 terpencil yg masih blum bisa menikmati listrik dan koneksi internet di rumah2 mereka, tp mendapatkan beasiswa dari univ2 terkenal. cuma sayangnya, emang di daerah saya sebagian besar karyawan2 BUMN dan prusahaan2 terkenal didominasi sama org luar. krn saya sendiri prnh mengalami yg ujung2nya uang kl mau masuk krj padahal tes ud melebihi tes PNS. dr 98 org cm keterima 3 salah satunya saya. namun tetap saja dipersulit dengan embel2 uang kl mau lgsg krj.. dan itu adl prusahaan yg sangat besar namun karyawan2nya didominasi oleh org luar bangka.yg mamas liat mungkin sbagian kecil org2 di daerah yg pola pikirnya masih blum terbuka. tapi pola pikir dan karakter orang2 yg mamas sebutkan di atas juga pasti banyak dimiliki oleh masyarakat2 daerah lain yg pola pikirnya jg blum terbuka. dari cara Mamas membahas di artikel ini, nampak jlas kalo mamas belum berbaur dengan menggunakan wawasan tp lebih ke mindset mamas yg merasa bahwa org kota lebih keren dari org kampung.

      Hapus
    4. Kenyataannya saya sering sakit hati dgn beberapa ucapan org Bangka. Bahkan saya pun tidak bahagia menikah dgn lelaki Bangka. Saat ini saya sedang dalam proses perceraian karena Down dan sangat sangat tersiksa dgn watak nya

      Hapus
  7. Budaya dan karakteristik masyarakat Bangka
    Temen-temen pastinya udah pernah denger dong tentang pulau bangka belitung? pulau ini menjadi pulau utama penghasil timah putih di indonesia. konon, salah satu keunikan pulau bangka adalah keramahtamahan penduduknya. Untuk teman-teman yang tertarik berlibur ke bangka, sedikit banyak perlu tahu tuh, gimana sih karakteristik masyarakat bangka. nih, gue kasih bocoran tentang budaya masyarakat Bangka.





    masyarakat Bangka adalah masyarakat yang mencintai kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama, selama berabad-abad mereka hidup bersama-sama tanpa pernah membedakan suku, ras, agama atau golongan tertentu. jarang sekali muncul kasus yang menyangkut unsur SARA di Bangka.
    mayoritas masyarakat Bangka lebih suka mengkonsumsi ikan air laut daripada ikan air tawar (sungai, danau, dll)
    mayoritas masyarakat Bangka bekerja sebagai petani, penambang dan pedagang.
    ketika masyarakat tiong-hoa bangka merayakan Imlek, masyarakat melayu akan datang dan bertamu, begitu juga sebaliknya.
    masyarakat bangka memiliki banyak budaya dan kepercayaan, seperti tidak diperbolehkannya untuk berteriak dan mengucapkan kata-kata kotor ketika berada di tempat-tempat tertentu seperti pantai, gunung, dan hutan.
    masyarakat bangka menggunakan bahasa melayu bangka dalam berinteraksi. namun bahasa yang digunakan oleh tiap-tiap daerah memiliki perbedaan.
    masyarakat bangka lebih sering memanggil perayaan imlek dengan sebutan "kongian"
    lada, kelapa sawit dan pohon karet adalah sektor pertanian yang paling banyak dikelola di daerah bangka.
    karena tanah bangka memiliki kandungan logam (timah), maka ia lebih sensitif terhadap petir. (sering terjadi kasus, dimana orang atau peralatan elektronik tersambar petir)
    di Bangka, kita tidak diperbolehkan untuk bersiul dimalam hari, masyarakat percaya, bersiul dimalam hari akan memanggil mahkluk halus.
    di bangka, perempuan yang lebih tua dipanggil dengan sebutan "ayuk"
    masyarakat melarang anak-anak untuk bermain petak umpet pada malam hari, karena adanya kepercayaan bahwa anak yang bermain akan hilang karena disembunyikan mahkluk halus.
    buah khas bangka adalah buah Kelubi, buah ini sering dijadikan asinan dan menjadi oleh-oleh. nuniknya buah kelubi tidak di tanam serta dikembang biakkan dengan sengaja. masyarakat biasa mencari buah yang berasa asam ini ke hutan pada bulan-bulan tertentu.
    Dian Liu di 08.52

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mau komentari soal Imlek di Bangka, dimana masyarakat Melayu sana suka datang ke rumah orang Tionghoa, hal ini menurut ajaran Islam adalah terlarang, karena akan rusak aqidah orang Islam tersebut karena berpartisipasi dalam perayaan agama bukan Islam, pastinya orang Melayu yang datang ke rumah orang Tionghoa imlek itu adalah orang Melayu yang tingkat pemahaman aqidah agama Islam nya belum benar, dia masih ikut2an an dan tidak pelajari agama Islam dengan benar, apabila orang Islam yang sudah atau hukum nya, tentunya tidak akan datang ke rumah orang Tionghoa mengucapkan Imlek apalagi datang seperti orang Islam hari raya, kalo sudah tau hukum nya dan orang itu melanggar artinya sudah keluar dari islam

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Orang yg ber-KTP Islam datang ke rumah orang Tionghoa yg merayakan Imlek itu artinya sudah murtad tanpa sadar kalo belum tau aqidah Islam yg benar

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Saya dapat informasi dari Mualaf (ex. Kristen yang kakeknya asal Bangka), orang islam yang abangan di sana suka ikut-ikutan natal dan imlek, yaa artinya mereka belum betul pemahaman agama islamnya, dimana dalam ajaran islam mengucapkan selamat di perayaan imlek dan natal itu adalah dilarang karena itu sangat prinsip / aqidah islam yang bisa menggugurkan ke islaman nya, apabila di langgar menjadi murtad tanpa sadar

      Hapus
    6. Lu klo ga paham soal bangka...jangan sok tau.. coba untuk berfikir lebih terbuka..lu tau semboyan bangka "serumpun sebalai" ga... lu tau isinya ga??..klo kata gua otak lu trlalu sempit..klo pemikiran lu kyk gitu ap artinya toleransi beragama?? Kita hidup dalam 1 wilayah..yg disana bkn cma org melayu aj..ad org cina..dan kita berbaur krna org bangka pnya semboyan yg gua blng tadi..kita ga melunturkan keimanan kita..nah gua rasa lu kurang ngebaur pas dibangka...makanya lu nethink bngt sma yg ad dibangka..tnpa tau knpa hal itu bisa trjadi...btw kyk yg taat bgt sama agama aj lau mba2..hahaaha

      Hapus
    7. Arti toleransi bukan partisipasi cuy! Jangan campur adukkan antara definisi toleransi dan partisipasi! Kalian itu sudah kebablasan jadi partisipasi artinya otak kau yang sempit!

      Hapus
    8. Ini kan yg dibahas toleransi beragama. Gw akuin Bangka memang toleransinya sangat baik.

      Hapus
  8. Budaya dan karakteristik masyarakat Bangka
    Temen-temen pastinya udah pernah denger dong tentang pulau bangka belitung? pulau ini menjadi pulau utama penghasil timah putih di indonesia. konon, salah satu keunikan pulau bangka adalah keramahtamahan penduduknya. Untuk teman-teman yang tertarik berlibur ke bangka, sedikit banyak perlu tahu tuh, gimana sih karakteristik masyarakat bangka. nih, gue kasih bocoran tentang budaya masyarakat Bangka.





    masyarakat Bangka adalah masyarakat yang mencintai kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama, selama berabad-abad mereka hidup bersama-sama tanpa pernah membedakan suku, ras, agama atau golongan tertentu. jarang sekali muncul kasus yang menyangkut unsur SARA di Bangka.
    mayoritas masyarakat Bangka lebih suka mengkonsumsi ikan air laut daripada ikan air tawar (sungai, danau, dll)
    mayoritas masyarakat Bangka bekerja sebagai petani, penambang dan pedagang.
    ketika masyarakat tiong-hoa bangka merayakan Imlek, masyarakat melayu akan datang dan bertamu, begitu juga sebaliknya.
    masyarakat bangka memiliki banyak budaya dan kepercayaan, seperti tidak diperbolehkannya untuk berteriak dan mengucapkan kata-kata kotor ketika berada di tempat-tempat tertentu seperti pantai, gunung, dan hutan.
    masyarakat bangka menggunakan bahasa melayu bangka dalam berinteraksi. namun bahasa yang digunakan oleh tiap-tiap daerah memiliki perbedaan.
    masyarakat bangka lebih sering memanggil perayaan imlek dengan sebutan "kongian"
    lada, kelapa sawit dan pohon karet adalah sektor pertanian yang paling banyak dikelola di daerah bangka.
    karena tanah bangka memiliki kandungan logam (timah), maka ia lebih sensitif terhadap petir. (sering terjadi kasus, dimana orang atau peralatan elektronik tersambar petir)
    di Bangka, kita tidak diperbolehkan untuk bersiul dimalam hari, masyarakat percaya, bersiul dimalam hari akan memanggil mahkluk halus.
    di bangka, perempuan yang lebih tua dipanggil dengan sebutan "ayuk"
    masyarakat melarang anak-anak untuk bermain petak umpet pada malam hari, karena adanya kepercayaan bahwa anak yang bermain akan hilang karena disembunyikan mahkluk halus.
    buah khas bangka adalah buah Kelubi, buah ini sering dijadikan asinan dan menjadi oleh-oleh. nuniknya buah kelubi tidak di tanam serta dikembang biakkan dengan sengaja. masyarakat biasa mencari buah yang berasa asam ini ke hutan pada bulan-bulan tertentu.
    Dian Liu di 08.52

    BalasHapus
  9. Di daerah bangka memang betul jika orang bangka sering beranggapan "dek kawa nyusah" , namun jangan salah bukan berarti kata tersebut memiliki arti bahwa orang bangka mengerjakan sesuatu dengan setengah2 atau tidak dilakukan secara maksimal, tetapi kata tersebut lebih mengandung pada tidak mau melakukan sesuatu yang dianggap tidak penting yang hanya akan membuang waktu, masyarakat bangka adalah orang yang sangat pekerja keras, dan bekerja dengan sepenuh hati, dan orang bangka mudah dalam menolong sesama warganya, hidup rukun, ini pengamalaman saya sebagai orang asli bangka dari kecil sampai sekarang selama 14th. Dan saya sendiri juga belum pernah keluar daerah hanya untuk menikmati liburan dan keindahan pariwisata, karena saya merasa daerah bangka sudah memiliki tempat2 pariwisata yang bagus, dengan wilayah yang tidak terlalu banyak penduduk, serta alhamdulillah termasuk wilayah yang aman dan tidak rawan gempa. Tidak hanya itu daerah bangka maupun masyarakatnya juga jarang terlibat kasus permasalahan, itu juga termasuk dalam kata "dek kawa nyusah", karena memang membuat permasalahan tidak ada gunanya, itulah kenapa bangka hidup aman damai dengan sesama warganya dengan tidak membedakan warna kulit, ras, agama, budaya, karena orang bangka berpikir semua manusia itu sama, orang bangka juga mudah bergaul karena kami selalu menyapa siapa pun mau itu orang dari daerah lain maupun orang bangka sendiri, apabila ada pendatang baru, orang bangka akan berusaha untuk berinteraksi agar menjalin kerukunan.jika tadi anda bilang orang bangka agak kampungan saat berada di kota lain,dan merasa seperti orang kota saat di daerah sendiri, ya memng itu benar, bukankah itu yang dilakukan semua orang saat berkunjung ke daerah lain, ingin mengetahui banyak hal, ingin mendatangi tempat2 yang katanya bagus dan bersejarah, dan apabila kita sudah mendiami daerah kita sendiri selama bertahun tahun, apakah harus setiap hari bersikap kampungan, padahal tempat yang di kagumi sudah dilihat setiap hari, bukankah sudah sepatutnya bersikap seperti orang kata, ya kira2 begitu logikanya. Dan lain kali jangan hanya menilai sisi negatif dari suatu daerah, berilah info yentang sisi positifnya, agar orang lain juga ikut mencintai daerah kita. Maaf jika ada kata saya yang sedikit menyinggung, karena apa yang saya ungkapkan adalah pengalaman saya sebagai orang bangka asli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sangat setuju dengan komentar ini. Saya warga asli disana sekarang menetap dijakarta demi pendidikan. Saya cuma mau mengkoresi pernyataan blog ini yang mengatakan bahwa pemuda-pemudi dibangka tidak mau mentuntut ilmu di luar daerah hanya karna rindu orang tua, tidak ingin meninggalkan bangka, dll. Saya tidak berfikir begitu buktinya kita mahasiswa babel yg mengempuh pendidikan di luar daerah punya organisasi perkumpulan isba di setiap daerah. Itu kan membuktikan bahwasannya banyak kok pemuda-pemudi di bangka yg menuntut ilmu di luar kota. Sangat disayangkan jika anda menulis blog tanpa paham situasinya dan hanya menulis dari sudut pandang anda. Bisa saja pernyataan anda menimbulkan kesalahpahaman yang malah berujung kpd pemikiran yg salah ttg masyarakat bangka belitung itu sendiri.

      Hapus
  10. mohon maaf mas, saya kurang setuju dengan tulisan ini, kalau meurut saya sikap sama perilaku orang itu ga ada hbungannya dengan suku di suatu daerah. karakter dak kawa nyusah atau yang mas anggap "kampungan" itu, ga semua orang Bangka kaya gitu, mungkin kebetulan mas ketemu nya sama orang yg kaya gitu. tapi pengalaman saya selama saya menetap di Bangka, itu sangat nyaman baik dengan lingkungan atau sama masyarakatnya yg juga ramah. mereka masih menjujunjung toleransi dan gotong royong dan ga individualis dalam masyarakat. pokoknya saya ngerasa nyaman lah di Bangka. dan mas jangan hanya ngeposting negative nya doank donk, kehidupan tuh ada -+ nya. jangan bikin image yang ga baiklah. kita kan sama - sama Indonesia. masa gini sih.
    makasih mas sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ramah kalo ketemu orang yang kaya kali mba...kalo gak kaya mungkin gak ramah tuh...

      Hapus
    2. lu sama ngenes nya kali selama idup dibangka sama kaya yang bikin blog..hahahahha

      Hapus
  11. oke gini.. gua prnah denger pribahasa "Dimana bumi di Pijak disitu langit dijunjung"... gua di sini ga mau koreksi soal karakter orang bangka..yang udah lu omongin.. gimana klo kita koreksi lu yang 10 tahun dibangka tapi lu ga bisa bahasa bangka...hahhah gua sekarang dibandung..gua baru 4 tahun dibandung..1 tahun gua dibandung gua udh bisa bahasa bandung...malah lebih lancar dari temen2 gua yg pendatang lain nya.. ketika lu udh 10 tahun dibangka tapi ga bisa bahasa bangka gua rasa itu bkn salah org bangka klo mereka ngejek lu klo lu pake bahasa indo mulu.. lu teh udh 10 tahun dibangka masa ga ga bisa bahasa bangka?? gua rasa itu disemua daerah gitu..ad rasa sensitif pas org ga pake bahasa disuatu daerah..dibndung juga gitu..gua pernah diblng sma tmn gua "eh,lu teh tinggal dibandung masa ga bisa bahasa sunda"...pdhl itu teh blm lama blm jga 1 tahun..Nah lu udah 10 tahun dibangka,tapi ga bisa bangka trus lu nulis blng org bangka itu suka ngejekin orang yg pake bahasa indonesia..coba lu liat lu dulu apa itu arti dari lu "CINTA INDONESIA"? indonesia itu pnya banyak bahasa,dan kita harus menghargai setiap bahasa itu..apa lagi kita udh tinggal disana dalam waktu yang lama..cara menghargai nya ap? ya gunain lah bahasa didaerah itu..itu baru "CINTA INDONESIA"..lagian gua banyak pnya temen yg bkn orang bangka..atau pindahan dari luar kebangka kyk diumur berapa dia pindah kebangka..mereka dirumah mungkin ngmng pake bahasa indonesia,atau bahasa asal mereka,pas lgi bareng2 tmn mereka pake bahasa daerah kok.. bisa,lancar..ga kyk lu yang 10 tahun dibangka ga bisa bahasa bangka... MIRIS
    honestly gua bkn org bangka asli,cma peranakan aj.. tp ketika lu bisa brgaul sama orang bangka dengan baik ga bakal muncul kata-kata sinis kyk gini... dan 1 hal orang bangka itu ga semuanya ga mau keluar apalagi buat nuntut ilmu.. Banyak kok org bangka yg keluar..ini gua koment blog lu gua di Bandung..lgi kuliah..bnyk kok dikmpus gua org bangka,dan yang kuliah dibangka,bkn ga mau keluar..cuma banyak pertimbangan,baik itu mslh ekonomi,mslh keluarga atau masalah jurusan..klo jurusan itu ada dibangka ngpin coba keluar?? sama2 aj...lgian klo smua org bangka keluar dari bangka,dan ga ad lagi yg dibangka itu ga baik juga..jd gini klo lu cma liat nya dipermukaan gua rasa sama aj kyk ngejudge sob.. dibandung aj bnyk kok temn2 gua yang ga mau keluar baik itu nuntut ilmu ataupun cari duit..dan gua ga nganggp itu jd sesuatu yg "aneh,harus dipertanyakan atau aplah itu".. gua rasa mereka bnyk pertimbangan soal itu..ketika lu blng klo diluar mereka bisa dpt duit lebih gede dibanding PNS dibangka..gini kita ambil contoh kerja dijakarta maybe lebih gede gaji nya dari pada dibangka,tp Biaya hidup dijakarta emng ga gede??? jadi saran gua kan lu kuliah di UGM... BELAJAR YANG PINTER biar lu klo ngomongin sesuatu di tela'ah dulu

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. 1 lagi, pas lu blng org bangka kampungan gara-gara ga suka makn kyk rusip atau aplh mknan khas bangka yg lain... gua tnya sama lu.. Apa semua orang jakarta Suka minum Bir pletok?? itu asli betawi loh... Apa orang bandung Smuanya suka sama Wajid?? Apa orang jogja semuanya suka mkn gudeg?? apa semua orang padang suka makn gulai otak sapi??? itu kota2 besar loh... apa mereka kampungan juga??? atau pola pikir lu aj yg sempit... gua rasa itu masalah selera..ketika org jogja ga suka gudeg karena dia ga suka sayur nangka ya masa harus dipaksain?? ketika org ga suka rusip karena ikan yang di vermentasi masa harus dipaksain?? kn masih banyak makanan bangka yg lain yg bisa dikonsumsi kyk lempah kuning,..dan gua rasa setiap rumah dibangka kalo lebaran pas ti ditoplesnya ada "GETAS"..itu makanan khas bangka loh...and then kata siapa org bangka makan piza sama burger mual?? kyk nya norak bgt org bangka.. gua ngga tuh,tmn2 gua juga ngga gua blm prnh liet org bngka abis dri KFC mkn trus lngsng mual atau ga enak perut nya...hahahhaha

    BalasHapus
  14. Saya punya relasi kerja orang bangka,bahkan beliau sekarang jadi langganan memesan design shirt pada saya,beliau orang suskes,bahkan sukses di Bangka tanah kelahirannya juga di Bali sebagai pengusaha.
    Ketika bertemu beliau amat ramah dan baik,dan benar memang ceplas ceplos.
    Jadi buat saudara saudara ku setanah air..jangan pernah menilai pribadi seseorang disangkutkan dengan daerahnya,dimanapun yg baik ya baik yang buruk ya buruk...
    Saya sendiri orang sunda dari Karawang dan sekarang tinggal diBekasi.

    BalasHapus
  15. Ku sebagai Urang Bangka.... Biaso bai... Dak banyak Cengkone'... hahah
    Makasih lah Nulis tentang Urang Bangka Belitong walaupun banyek yang agik Pro&Kontra.... seeppps😂

    BalasHapus
  16. Dak kawa nyusah,,,dlm bangka arti nya gk mau nyusahin ,,bukn kerja setengah hati,,atau seperti bpk jelaskan di atas,,ya klo bpk mokapngin saat berada di bangka sama saja bpk menutip diri,,smpai kpn pun gk akan memahami karakter mereka,,dan untuk soal berenang pkai singlet,,ini bukan masalah gengsi sih ya, cuma bpk hrus tau kondisi nya,,panas di bangka itu bedah dengan daerah lain,di tambah lgi di bangka tu sektor penambang timah,,membandingkan boleh,,tpi jngn berlebihan kalau gk tau nya,,10 thun memang bukn waktu yg sebentar,,namun sayang,,bpk gk memahami nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Fisika

Pengawetan Bahan Pangan Melalui Alternatif Nuklir